“Sebuah Narasi Persahabatan I”


 “Sebuah Narasi Persahabatan I”

(Kilas Balik)

Sebagai seorang manusia pasti memiliki hubungan antar sesamanya, baik keluarga,  tetangga, sahabat atau teman. Semua itu terjadi karena kebutuhan kita sebagai makhluk sosial khususnya, kita memerlukan interaksi demi berjalannya kehidupan. 

Dalam menginjak usia remaja, kata ‘Teman’ Atau ‘Sahabat’ sudah menjadi hal yang sangat lumrah, bahkan agaknya tidak ada satupun orang yang bisa hidup tanpa seorang teman atau sahabat. Layaknya aku ! saat masih dalam keadaan menjadi seorang siswa disebuah SLTA lebih spesifiknya saat menginjak kelas XII. Awal aku merasa kesepian, sebab hampir semua teman belia  ku dulu, saat masih sekolah dasar sudah tidak lagi bersama. Tetapi kesepian demi kesepian itu sirna, saat aku temukan beberapa kawan, yang mampu menerima segala kekurangan dan kelebihan ku. Mereka tidak banyak, tidak juga hebat, mereka sama seperti aku, orang biasa dan sederhana. Iyaaah.. baru saat itu aku temukan kembali rumah yang selama itu ditinggalkan.

Bermula dari kita yang sudah mulai sibuk mempersiapkan acara pelepasan kelas XII atau kelas kita sendiri. Saat itu menjadi suatu kebetulan aku yang menjadi penanggung jawab atas semuanya. Menjadi seorang penanggung jawab tentunya memiliki amanah yang besar, hal tersebut tidak bisa dikerjakan dengan sendirian, apalagi yang sedang aku hadapi saat itu menyangkut hajat banyak orang dan termasuk hajatku sendiri. Kita semua tentu mengharapkan hari terakhir masa putih abu-abu itu menjadi hari yang spesial dan indah. 

Oleh karena aku membutuhkan seorang teman untuk membantu mempersiapkan itu semua. Iyaah.. walau siswa kelas tahun terakhir saat itu tergolong banyak, namun. Dari semua siswa hanya mereka yang sudi membantu secara keseluruhan dengan solid dan loyal.

Mereka hanya 3 orang, 4 dengan ku. Dan mulai saat itu pertemuan-pertemuan singkat mulai sering terjadi, dari membicarakan konsep acara, sumber dana, motif baju yang akan dikenakan dsb. Semua itu kita berempat yang mengelola.

Hari kehari pertemuan singkat itu menjadi panjang, dari yang semula hanya membicarakan urusan acara, lambat laun mulai membicarakan apa saja, mulai dari curhat-menyurhat, bicara rencana setelah lulus nanti, hingga kegelisahan-kegelisahan diantara kami mulai saat itu relasi pun terbangun cukup baik. 

Singkat cerita saat itu aku diharuskan berangkat kejakarta, karena ada sesuatu kebutuhan acara perpisahan yang harus aku beli. Semula aku hanya mengajak salah satu diantara mereka yang kebetulan juga bersama ku saat itu, karena rasa hati kita tidak enak pada dua orang kawan tadi, akhirnya kita ajak kedua orang itu.. Iyaa dong sudah dari pertama selalu kemana-mana bareng, massa saat berpergian jauh hanya berdua. Lalu berkumpullah kita berempat dirumah salah seorang dari kami, saat itu waktu sudah larut malam. Berangkatlah kami ke Jakarta tepat 25 Januari 2020.

Berkat perjalanan itu hubungan kita semakin dekat dan hangat, dari situ pula terbentuklah sebuah nama yaitu “POKEMON”. Entah bagaimana nama itu bisa terbentuk masing-masing dari kami tidak ada yang ingat betul, namun yang pasti saat itu salah seorang dari kami setiap hendak berpergian selalu bilang “Pokoknya Kita Kemon” dari ucapan itulah lalu disingkat menjadi “POKEMON”.

Setelah nama itu ada, akhirnya kami semakin dekat dan bersahabat, bahkan kami memiliki agenda rutin setiap malam minggu, meet up di sebuah warung kopi. Hingga pada suatu ketika, kami temukan sesosok perempuan yang care terhadap kami, memang dari awal kami mengurusi acara, dia selalu berkontribusi dalam memberikan ide dan gagasan, ditambah dia juga memiliki suatu keresahan dan kegelisahan yang sama seperti kami berempat.

Hingga pada suatu malam kami berempat sedang berkumpul di rumah salah satu kami, dan waktu itu pula aku menyarankan perempuan tersebut untuk diajak ikut menjadi bagian dari kami. Dan mereka bertiga pun setuju, aku suruhlah salah satu dari mereka untuk menghubungi perempuan itu, tanpa disangka dia mengiyakan ajakan itu. Dan mulai malam itu sampai sekarang Pokemon bukan lagi 4 orang tetapi 5 orang. 4 laki-laki dan 1 perempuan.

Dari 5 itu pertama ialah, Fairus Farizky, orang-nya pinter, cakap, selalu luangin waktu dan lawan bicara yang asik. Dan yang kedua adalah Muhammad Said Aqil, bisa dikatakan diantara kami berlima dia sering jadi bahan candaan, susah konek kalau lagi diajak ngobrol, dan sedikit membingungkan. Lalu yang ketiga yaitu Aji Sentosa atau Ojot, mungkin diantara kami dia yang paling dewasa, sukanya nyimak kalau lagi ngobrol tapi sering nlaktir kami juga hehehe.. selanjutnya adalah aku Zidan Al Fadlu, yaaa.. menurutku sendiri sii, aku suka banget ngomong, banyak keinginan, paling alay diantara mereka, seneng curhat dan yang paling parah otaknya ngeres. Dan ini yang yang terakhir, dan paling cantik diantara kami berlima yaitu Sepia Putri atau akrab dipanggil Mpi, perempuan satu-satunya, dia cantik, baik, inceran banyak cowo, pinter dan menurutku sendiri dia yang paling berpengaruh disetiap kita kumpul. Dan mulai saat itu persahabatan pun dimulai.... ehk bukan sahabat, tapi keluarga katanya.

Setelah Pokemon berlima hubunganpun semakin harmonis, hampir tidak ada satupun malam minggu yang kita lewati tanpa bersama, mulai dari nongkrong di caffe, di rumah salah satu dari kita dan selalu buat rencana-rencana yang tidak pernah ter-realisasikan sampai saat ini.


Zidan Al Fadlu

Ciasem

Minggu, 08 November 2020.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Sebuah Catatan Tentang Cinta"