Sebats Dulu Sebats Dulu!!!!

Sebats Dulu Sebats Dulu!!!!


Bangun pagi, minum kopi, merokok dan mendengarkan musik. Mengingatkan saya pada sebuah statmen seorang guru waktu zaman SLTA dulu, kurang lebih ia mengatakan seperti ini "Kita ini sebagai manusia nusantara harus bersyukur, sebab, di tengah-tengah kesibukan berkerja, manusia nusantara ini masih bisa cari-cari waktu untuk bersantai, menikmati kopi, gorengan dan bisa beraktivitas lebih siang. Tidak seperti orang-orang dibarat sana yang kerja tanpa henti dan harus bergerak lebih pagi, dan pulang lebih malam lalu istirahat (tidur) dan mengulangi aktivitas yang seperti itu-itu saja".


Dan memang itu menjadi ciri khas manusia nusantara khususnya di pedesaan. Hal tersebut sudah menjadi kearifan lokal yang sepertinya sudah membudaya dan turun-temurun. Kita bisa lihat, tidak perlu jauh-jauh lihat saja sekitar kita, di pasar-pasar, di rumah-rumah, di warung-warung kopi kita akan menemukan para pekerja, para petani, para pedagang dan orang-orang dengan profesi lainnya. Mereka itu masih bisa nongkrong dan santai-santai dari jam 6 sampai jam 8 pagi. Karena mungkin kerja mereka tidak terikat oleh regulasi dan waktu yang tentu, kehidupan mereka lebih dinamis, dan jauh lebih bisa menikmati hidup.


Dan ketika kita coba maknai secara normatif memang kehidupan yang ideal harus berjalan seperti itu. Karena toh, hidup bukan hanya sekedar untuk bekerja, mencari makan lalu mati. Tuhan mengkaruniai kehidupan kita ini untuk dimanfaatkan dengan sebaik mungkin, berinteraksi, menumbuhkan moralitas dan spiritualitas, juga beribadah dan kegiatan lainnya di luar beban tanggung jawab finansial.


Seperti apa yang pernah dikatakan oleh Buya Hamka bahwa "Kalau hidup sekadar hidup, babi di hutan juga hidup. Kalau bekerja sekadar bekerja, kera juga bekerja" artinya kalau menurut hemat saya bahwa kehidupan itu bukan hanya soal bagaimana kita mencari makan dan bekerja saja, tapi dalam kehidupan ada sebuah hal yang perlu kita temukan tentang subtansi dan makna hidup, kita ini apa dan seperti apa, dari mana dan akan kemana. Dan manusia nusantara sudah memberikan gambaran tentang kehidupan ideal itu seperti apa.


Zidan Al Fadlu

25 Januari 2021.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Sebuah Catatan Tentang Cinta"