"Tulisan Asal Jadi I"

 



“Tulisan Asal Jadi I”

(Sebuah Pengalaman : Melapak Buku)

      Membaca merupakan suatu aktivitas yang meresepsi, menginterpretasi, menganalisa yang dilakukan pembaca untuk sampai pada tahapan memahami pesan apa yang disampaikan oleh penulis. Sedangkan melapak buku adalah suatu kegiatan yang dilakukan perorangan atau kelompok yang menjajahkan buku-bukunya di tempat-tempat umum dengan harapan ada yang ingin membaca buku tersebut, sekaligus menjadi suatu metode mengkampanyekan pentingnya membaca buku. Melalui membaca buku ini akan menumbuhkan bibit-bibit baru yang lebih berbobot untuk ikut serta memberikan kontribusinya dalam kehidupan sehari-hari. Sebab nantinya mereka akan memiliki pengetahuan yang mempuni dan jauh lebih banyak dari yang lainnya. Sebab lembaga pendidikan juga memiliki batasan dalam pelaksanaan kurikulumnya, sehingga pembiasaan untuk membaca sejak dini perlu sekali di tekankan, agar dapat mewujudkan kemandirian dalam belajar. Dan dalam tulisan ini saya akan sedikit berbicara tentang pengalaman saya selama melapak buku bersama teman-teman di Perpustakaan Virus Baca Assalafiyah.

Satu tahun lebih saya dan beberapa teman rutin melapak buku setiap ahad awal bulan dan ahad akhir bulan, hal tersebut kami jalani dengan suka hati, tidak ada tuntutan dari siapapun dan bukan keinginan siapapun, semata hanya sebatas untuk meluapkan hobi agar lebih bermanfaat untuk khalayak banyak. Bahkan seorang teman pernah berkata “ Melapak buku ini sudah seperti bermeditasi, dimana ketika sedang melakukan hal tersebut, hati dan pikiran menyatu hingga sampai pada tingkat ketenangan dan kesenangan yang tinggi”ujarnya. Saya setuju akan pernyataan itu sebab segala sesuatu yang bermula atas keinginan hati akan terasa menyenangkan dan ringan-ringan saja, walau pada praktiknya sering ditemukan halang-rintangan, tapi itu hanya sebatas sebagai penguji mental bisakah bertahan menghadapinya atau justru kita akan terbrosok untuk menyerah pada keadaan.

            Namun , selama perjalanan melapak buku itu ada beberapa hal yang saya amati dan membuat saya sedikit prihatin melihatnya, saya dan teman-teman sudah mengunjungi banyak sekali tempat, bertemu ratusan orang dan menghadapi banyak sekali lingkungan yang memiliki sikap berbeda-beda. Dan diantara semua itu saya hanya menemukan sedikit anak-anak muda/remaja yang mau datang untuk membaca, hampir disetiap pertemuan pasti didominasi oleh anak-anak kecil atau anak-anak sekolah dasar,  jarang sekali saya temukan anak-anak dari SLTP dan SLTA, walau memang ada tapi keberadaannya dihitung jari.

            Awalnya saya tidak ingin berburuk sangka terlebih dahulu, saya pikir mungkin sebenarnya mereka ini suka membaca, tapi mereka malu karena memang setiap ngelapak seperti yang telah disebutkan di atas selalu didominasi oleh anak-anak. Namun lambat-laun pandangan itu mulai terkikis, setelah saya dan teman-teman memiliki agenda tambahan melapak buku setiap minggu pagi di Balai Desa, di sana hampir setiap minggunya hanya anak-anak itu saja yang mau membaca, bahkan sampai kami akrab dengan satu sama lainnya, padahal tempat itu ramai dikunjungi sebab ada kegiatan car free day, ada yang datang untuk berolahraga, ada juga yang hanya sekedar untuk bersanta, tetapi jarang sekali yang mampir hanya sekedar untuk membaca.

            Sebelum itu juga kami pernah melapak di caffe, di masjid-masjid dan tempat-tempat umum lainnya            dan hasilnya sama hanya anak-anak yang datang dan bersinggah. Bahkan hal terparah yang sering saya temukan dengan teman-teman lainnya, banyak orang-orang menganggap kami berjualan buku. What? Saya sempat kaget padahal disetiap kami melapak kami selalu membawa tulisan “BACA BUKU GRATIS” bahkan tulisan sesingkat dan sebesar itu tidak dibaca terlebih dahulu. Yaa tapi kami maklum mungkin fokus mereka terbagi dengan banyaknya jajaran buku-buku yang kami bawa.

            Dari beberapa pengalaman tersebut saya kadang bertanya-tanya, bagaimana sih pandangan mereka tentang membaca? Apakah membaca sudah tidak penting terhadap kehidupan kita saat ini? Atau mungkin membaca sudah tergantikan oleh sesuatu hal yang lebih menarik? Hal ini mengingatkan saya pada salah seorang yang saya lupa namannya, yang jelas dia pernah bilang “ Saat ini tontonan, lebih menarik dari bacaan”. Hmmmm .... saya renungkan benar juga apa yang dikatanya, sekarang media informasi hadir dengan dengan lebih menarik, sehingga peran membaca sudah kalah olehnya, kalau kita ingin tahu sesuatu tinggal buka youtube cari tinggal cari video-video yang kita cari, seakan membaca sudah menjadi sesuatu hal yang kuno dan membosankan, padahal apa yang akan kita dapat dari membaca jauh lebih dalam dari video yang kita lihat dan menurut saya pribadi justru sebenarnya video-video seperti itu adalah suatu pengantar agar kita nantinya melanjutkan untuk membaca agar mendapat pengetahuan yang konkret, namun sayang terkadang kita merasa puas hanya dengan melihat video saja.

            Padahal menurut informasi yang saya lansir dari www.gurupendidikan.co.id dengan membaca kita akan mendapatkan beberapa manfaat sebagai berikut :

  1. Membaca dapat menghilangkan rasa kegundahan dan kecemasan.
  2. Dengan sering melakukan kegiatan membaca, seseorang dapat mengembangkan kefasihan dan keluwesan dalam bertutur kata.
  3. Membaca dapat membatu menjernihkan cara berpikir dan mengembangakan pikiran.
  4. Membaca meningkatkan pengetahuan, meningkatkan memori dan pemahaman seseorang.
  5. Dengan seringnya membaca, kita dapat mengambil manfaat dari pengalama orang lain.
  6. Dengan sering membaca, seseorang dapat mengembangkan kemampuannya baik untuk mendapat dan merespon ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari disiplin ilmu dan aplikasi di dalam hidup.
  7. Keyakinan seseorang akan bertambah ketika dia membaca buku – buku keagaman. Buku itu adalah penyampai ceramah terbaik dan ia mempunyai pengaruh kuat untuk menuntun seseorang menuju kebaikan dan menjauhkan dari kejahatan.
  8. Membaca membantu seseorang untuk menyegarkan pikirannya dan menyelamatkan waktunya agar tidak sia-sia dengan hal negatif.
  9. Dengan sering membaca, seseorang bisa menguasai banyak kata dan mempelajari berbagai model kalima.

Dengan manfaat yang sudah saya sebutkan di atas, seharusnya membaca buku menjadi kebutuhan paling fudamental bagi setiap orang untuk menambah dan memperluas wawasannya. Apalagi saat menghadapi tuntutan zaman seperti sekarang ini.

Namun kembali lagi tujuan utama kami melapak buku bukanlah agar banyak orang membaca buku yang kami sediakan, melainkan kami hanya sekedar mengkampanyekan pentingnya membaca pada masyarakat luas, adapun ada atau tidaknya yang membaca saat kami melapak, itu hanyalah bonus dari segala niat baik yang kami realisasikan, sebab kata ibu saya “ Rintangan orang yang melapak buku itu satu. Tidak ada yang membaca, maka ketika ada satu orang saja yang membaca, kita harus sudah bersyukur akan itu” dan perkataan dari ibu saya itu pernah kami rasakan.

Dan kami juga tidak memaksa seseorang agar suka terhadap membaca, mau orang tersebut membaca atau tidak itu hak prerogratif masing-masing kita, tugas kami hanya sebatas mengajak dan mengingatkan tidak lebih dari itu, sedangkan dengan narasi yang saya sampaikan di atas hanya sebagai sebuah acuan bahwa saat ini masih banyak diantara kita yang secara sadar atau tidak masih acuh dan alergi terhadap membaca.

Dan semoga juga kami tetap istiqomah dalam syiar literasi ini, agar setidaknya kami bisa kembali mengingatkan dan mengajak kita semua untuk tidak menyepelekan hal seperti membaca buku.

Untuk penutup dalam tulisan ini saya akan menutip quote dari Duta Baca Indonesia Mba Najwa Shihab “Cuma perlu satu buku untuk jatuh cinta pada membaca, carilah buku itu, mari jatuh cinta”. Semoga tulisan sederhana yang jauh dari sempurna ini bisa bermanfaat. Apabila ada sebuah kekeliruan memberikan kritik dan sarannya.

 

 

Zidan Al Fadlu

Ciasem.

Senin, 09 Nopember 2020.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Sebuah Catatan Tentang Cinta"